Jumat, 24 Desember 2010
Ketakutan terbesarku
Selasa, 21 Desember 2010
Susahnya Jadi Wanita
Banyak tugas, kukerjakan hingga larut. Maksudku ingin ditemani, tapi malah ditinggal tidur. Seharusnya dia ngga salah, yah benar kata dia "AKU BUKAN ROBOT". Aku yang salah, terlalu EGOIS memaksakan kehendakku seenaknya. Bodohku memang, terlalu tidak menghargainya. Maaf :(
Kenapa aku seperti iini, tak bisa mengerti dia :(
Tak bisa ku selalu beralasan karena aku ada "tamu" . Tapi kenyataanya memang itu. Huh :(
Maaf , hanya itu yang bisa kukatakan. Seandainya kamu bukanlah Andhika mungkin kamu akan sangat marah padaku. Tapi beruntunglah aku, kamulah cintaku. yang seharusnya memang ak lebih bisa mengendalikan emosi dan mengurangi EGO ku :)
Kamis, 02 Desember 2010
Hanya Sekedar Bercerita
Untukmu kekasihku , , , Andhika
Cintaku memang begitu tulus untukmu, karna memang kamu lah cinta pertamaku. Tlah lama kita berjalan bersama, suka duka kita jalani. Namun dari semua itu, kurasakan sakit yang hingga kini tak bisa ku obati. Sungguh, kamupun tak mampu sembuhkan lukaku. Kita bisa bertahan hingga sekarang mungkin karna memang aku mencintaimu. Tapi perasaanku , sedikit pudar terhadapmu, inilah yang ku takuti. Ingatkah kamu kado yang aku minta saat ku ulang tahun ??? 3 hal : Kesetiaan, Kejujuran dan Kasih Sayang.
Aku mengenalmu, sangat mengenalmu. Kamu memang seperti itu, dan aku tahu. Tapi apakah akan selalu begitu dan terus begitu ??? Tak bisakah kamu hargai akuu ??? Aku tahu kamu cinta aku, tapi cinta tak pernah menyakiti. Ku tunggu perubahanmu, dan entah sampai kapan kita bisa bersama. Ketika aku lemah, aku butuh untuk dikuatkan. namun .. . . . .
Tak peduli apa, memang inilah yang kurasakan. Aku masih terluka... luka ini benar" dalam..
Jumat, 22 Januari 2010
29 Nop. 09
Aku,,
Dan hatiku, ckup aku dan rasaku yang tau dan sanggup mengobati ini.
Perjalananku menjadi banyak warna, kecewa, cemburu, marah, sedih, smuanya beraduk.
Aku tak tau seberapa tegarkah aku, ak tak tahu seberapa hebatkah aku. Tapi yang aku tahu aku sellau berusaha menempatkan hatiku diposisi yang agar aku tak kalap dan melakukan hal yang tak seharusnya kulakukan, hanya sebuah pemikiran mungkin iya, tapi tak disertai dengan tindakan.
Kkecewaanmu terhadap orangtuamu, ibu terutama, akan menjadikanmu penyesalan dimasa depan. Mgkin itu yang sering aku pikirkan dan terapkan. Namun, akupun manusia biasa yang punya rasa kecewa. Apakah aku tak berhak kecewa dan marah kepada mereka ??? Aku punya hak tapi hendaknya hak itu tak usah terlalu aku perjuangkan karena kekecewaanku itu bisa jadi bumerang untukku. Pengampunan mutlak, setidaknya itu yang harus aku lakukan. Mereka yang lebih banyak kecewa saat perjalanannya membesarkanku, tapi mereka kubur rasa kecewa itu dengan cinta mereka.
Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang. Jujur aku kecewa, seakan aku ternilai oleh sebuah logam. Entah aku yang sok tahu atau memang perasaanku benar adanya. Aku hanya melihat saat itu terjadi, tidak setelah itu.
Aku tak peduli, aku merasa kecewa dan enggan tuk berinteraksi dengannya. Aku salah aku tau itu, hatiku menangis, tapi aku tetap enggan berinteraksi dengannya. Egois, munafik, tak papa bagiku, ckup aku mengangis dlm hati dan ckup aku yang tau masalahku sendiri, aku yakin aku mampu membantu aku.
Belm terobati rasa kecewaku, 1 hal lagi muncul. Kalau ini, tak mwjibkanku mengampuni, dan bukannya aku tak menggunakan options maafkan atau tidak. Tapi ini mmg kharusan bagiku untuk tegas.
Dia kekasihku, orang yang aku sayangi, dialah cinta pertamaku. Seberapa salahnya, dari dulu nyatanya aku bisa memafkannya dg lapang meski itu menyakitkan. Dulu aku tak seperti ini. Aku begitu takut kehilangan dia. Tapi sekarang aku hanya ingin berfikir realistis , bahwa sesuatunya itu pasti ada yang mengatur. Aku hanya menjalaninya ckup dg ikhlas dan sebaik”nya, keptusannya tetap ALLAH yang mengaturnya.
Cinta itu tak harus memiliki, setidaknya itu hal kedua yang kujadikan pedoman. Aku kecewa dengannya, jujur sangat kecewa, seakan” aku telah dibodohi. Tapi apa ?????? aku tetap saja lemah.
aku bersamanya sampai saat nii, karna aku percaya Tuhan masih menggariskan itu pda kami, dan bila suatu saat kami tak bersama, aku tahu Tuhan punya rencana yang lebih indah untuk kami.
Aku hanya bisa berdoa, untuk kebersamaan kami.
Dia terindah yang ada dhidupku.
......Kau, kuanggap kau adalah sebagian nyawaku
Kau telah lebih berarti dari sebelumnya
Kau adalah keluargaku saat aku butuh mereka yang menyanyangiku
Kau adalah sahabatku saat aku butuh mereka keluarkan lelucon tuk menghiburku
Bagiku . . . kau lebih dari sekedar kekasihku .
Aku menghormatimu, aku menyayangimu, dan aku menghargaimu .
Biarpun tiada raga nanti kan bersama, namun cinta ini akan senatiasa ada wlau sebijih zarah melakat dlm htiku
~Farynda Dafalyerz_
Kamis, 05 November 2009
Suasana Baru nii !!!
Universitas Airlangga . Satu tempat aku melanjutkan perjalananku menimba ilmu setelah ku lepaskan bangku SMA dari tubuhku. Kenangan-kenangan manis itu masih kental terasa dalam benakku. Hatiku selalu merindukan, mendambakan, dan mengindahkan semua yang telah ku lalui bersama mereka di desa. Walaupun kami terpisah jarak, tak menjadikan perasaanku dan sayangku kepada persahabatan ini runtuh. Hanya masalah waktu dan komunikasi. Kami sama-sama sibuk, dituntut sedemikian hingga menjadi manusia yang lebih dewasa dan mandiri .
Tak pernah bosan aku menceritakan , mencurahkan tentang kebanggaanku terhadap mereka. Berharap mereka disana tetap mengenang indah apa yang telah terukir selama 3 tahun. Berharap mereka disana selalu menjaga rasa sayang itu, hingga saat kami tua. Kenapa aku seakan-akan mengagungkan persahabatanku. Kenapa rasa itu seakan merajai dalam hatiku diluar konteks rasaku kepada keluarga dan Tuhanku .
Mereka terlalu baik bagiku, terlalu ada untukku. Mereka ada saat aku tak bersama keluargaku. Beri satu hal berharga, yang membantu Tuhan tambahkan motivasi untukku. Aku tak tau tentang hati mereka, tentang bagaimana mereka menilai perjalanan ini dengan sebuah hati. Tapi yang aku tau, mereka punya satu ruang dalam hati dan otaknya tentang masa sebelum ini .
Kini kutempuh lagi satu jalan yang identik sama dengan saat ku muda. Dalam artian saat aku masih remaja dengan putih abu-abu yang melekat di badanku . MJ. Punya arti yang cukup menghebohkan, namun hanya sebagai guyonan untuk kami semakin dekat dan mengenal satu sama lain. MJ tak sama dengan TREAMNAT, tapi tujuannya sama.
Tak perlu berpanjang lebar, intinya disini aku sudah mulai bisa beradaptasi. Dengan tetangga sekitar rumah, dengan pedagang sekitar rumah, dan dengan semua isi kampus. Ya walau kadang da satu dua hal yang buat aku putus asa. Tapi kembali kuingat lagi, apa tujuanku berdiri disini, di surabaya, di universitas airlangga.
Mereka, yang tengah bekerja keras disana menaruh harapan yang besar dipundakku. Mereka yang yakin dan percaya, aku bisa buat mereka lebih bangga dari kebanggan yang mereka rasakan sekarang. Mereka yang selalu tersenyum dan beriku dorongan, do’a, dan kekuatan agaraku tetap teguh dan selalu ikhlas menjalani jalan Tuhan. Mereka yang percaya dan akan tetap selalu percaya bahwa Tuhan selalu menjawab apa yang mereka do’akan terhadap anak-anaknya. Mereka adalah orang tuaku.
Bukan hanya aku yang merasakan hal ini. Semua teman-temanku. MJ. Kami datang dari kota kecil. Memijakkan kaki dan mencoba hidup dikota besar dengan tujuan utama mencari ilmu setinggi-tingginya. Kami sama-sama tau, bagaimana perasaan saat rindu dengan Bunda, Ayah, Kakak, adik ketika lama tak pulang. Kami tau bagaimana perasaan saat nilai kami jatuh dan belum paham betul materi. Kami tau bagaimana perasaan saat uang tak banyak ditangan.
Kami saling mengisi kekosongan itu, mengisi kerinduan itu, dan menghibur kesedihan itu. Kami disini punya tujuan yang sama tapi dengan cara yang berbeda, tapi kami tidak pernah saling menjatuhkan untuk mendapat kemenangan yang mutlak.
Minggu, 20 September 2009
AWAL DARI SEBUAH PERJALANAN BARU ...
In memorian ...
Ketika inilah awal dari perjalanan baruku, untuk masa depanku. Dan dari sinilah aku harus bisa menentukan mau kemana arah hidupku, dan itu semua tak lepas dari bimbingan orang tuaku tercinta beserta keluarga dan sahabat-sahabat karibku.
Beberapa bulan yang lalu, kira-kira 3-4 bulan yang lalu, seragam SMA yang telah 3 tahun ku kenakan akhirnya terpaksa harus aku lepas karena tuntutan zaman. Tangis dan Tawa menghiasi atmosfir masa mudaku saat itu, kebahagiaan karena kami telah beranjak dewasa yang tak lagi mengenakan seragam putih abu-abu yang menjadi kebanggaan selepasnya ku melepas seragam putih biru, dan kesedihan karena aku harus berpisah dengan sahabat-sahabat tercitaku yang tlah aku anggap sebagai saudaraku dan teman-teman sepermainanku di SMA Negeri 2 Bojonegoro. Tempat terindah itulah saksi kebahagiaanku, dan mungkin teman-temanku yang lain juga. Kenakalan yang membuat jengkel Bapak Ibu guru kami kala itu seakan berubah menjadi kenangan manis yang harusnya selalu teringat oleh Beliau-Beliau. (ak bersama TREAMNAT, sahabatku)
Dan itulah akhir dari perjalanan kami di Gerbang SMA, dan tentunya awal dari perjalanan kami yang baru.
Meninggalkan sejuta kenangan indah yang tak pernah bisa terlupakan
Jujur, ak sangat menyayangi persahabatanku dengan sahabat dan teman-temanku, karena bagiku merekalah yang selalu ada untuk aku, memberikan aku support , saat aku jatuh, saat aku bimbang, dan saat aku salah pun mereka selalu ada untuk mengingatkanku, setidaknya itu berlaku untuk teman-temanku ASPARAGUS pada umumnya dan TREAMNAT khususnya.
Walau kini kami tak lagi bersama pada basicnya, tapi nyatanya kami tetap keep contact, sms atau telfon, atau bahkan melalui chating dan facebook walau hanya sekedar tanya bagaimana kabar. Entah ini terjadi karena kami baru saja keluar dari komunitas yang lama atau memang rasa solidaritas kami tinggi dan sangat tinggi bahkan. Tapi harapanku, itu semua ikhlas karena kami ingin menjaga hubungan persaudaraan ini.
Dengan mengucap rasa syukur yang tak terhenti kepada ALLAH SWT, Dia telah memberiku jalan dan kesempatan untuk bisa melanjutkan sekolahku di Universitas negeri di Surabaya. Walau sejujurnya jurusan yang kini ku jalani tak seiring sejalan dengan keinginan dan cita-citaku. Sempat tersirat rasa kecewa dari lubuk hatiku, kenapa aku diberi jalan seperti ini. Tapi Astaghfirullahaladzim , tak sepantasnya aku punya fikiran seperti itu, karena ALLAH telah memilihkan ini untukku dan ini harus aku syukuri. Cukup dengan berdoa dan berbakti kepada orang tua, menjalani semua dengan ikhlas, insya ALLAH aku yakin ALLAH akan membantuku dan membimbingku dalam setiap langkahku. Amin.
Senin, 09 Maret 2009
Aku dan Kamu
Suatu kebahagiaan yang berbeda untukku tlah kutemui seorang sepertimu. Bukan hanya kamu tapi kalian. Dari dulu aku begitu menghargai dan menjunjung tinggi arti persahabatan. Tak peduli dengan hal lain yang lebih, sahabat tetap terpenting untukku. Tak melangkahi arti hadir dan peran orangtua dan keluarga. Mereka suatu hal yang intim dan vital untukku tanpa di minta sekalipun untuk merasa.
Suatu ketika aku terkhianati oleh sahabat, dan di saat itu juga kepercayaanku mulai pudar. Labilnya aku saat dini, waktu aku alami itu. Semua yang telah aku percaya, hanya dia tempatnya bersandar tentang curahan hati, remuk redam seketika ku saksikan pengkhianatannya. Terasa sakit memang, tapi rasa itu mulai sembuh saat aku temukan lagi sahabat, yang hingga kini tetap selalu ada disampingku.
Ku berfikir, tentang pelajaran yang lalu, rasa sedikit trauma akan mengagungkan seorang sahabat. 3 tahun setelah aku menjalaninya, ternyata mereka berbeda. Mereka tak seperti yang aku bayangkan. Walau memang begitu kontras karakter yang kami miliki, tapi itu semua seakan menjadi pelengkap dalam perjalanan kehidupanku yang butuh banyak hal untuk belajar menjadi lebih baik dan lebih baik lagi
Aku tak lagi sendiri. Karena sahabat. Pernah aku membaca sebuah artikel yang menceritakan
tentang sahabat pada jaman Rasullulah Shallalahu 'alaihi wasalam. Diceritakan bahwa beliau
tersebut sangat memuliakan sahabat-sahabatnya dan memperlakukan mereka dengan sedemikian rupa
sehingga seolah-oleh bagi setiap sahabatnya mereka masing-masinglah yang paling istimewa.
Jadi bukan suatu hal yang salah atau mungkin berlebihan bila aku menganggap sahabat termasuk
orang paling istimewa dalam hidup aku.
Tak hanya sekolah saja yang menghadapi ujian, hidup pun juga, persahabatanpun tak luput dari
ujian. Akupun pernah mengalaminya, dan aku percaya semua orang pasti pernah mengalaminya.
Ku ambilkan contoh yang gak jauh-jauh, yah di TREAMNAT sendiri. Tiap tahun kami pasti punya
konflik, terakhir terjadi di kelas 3 ini, ada salah paham dikit antara aku dengan Mesdy.
Hahahahahahaha, saat puasapun, saat hari raya pun kami masih seperti orang yang tak kenal.
Pastinya harus ada salah satu yang mengalah kalau ingin masalahnya cepat selesai.
Aku beranikan diri untuk bicara dulu dengan dia. Fikirku dia akan menanggapinya dengan dingin,
tapi ternyata tidak. Dia menangis karena mungkin terharu, akupun juga. Aku kangen bercanda
tawa dengan dia. Cukup sekali itu aku berkelakuan sangat egois. Aku berusaha tak mengulangnya lagi.
Tapi percayalah, dibalik segala kesalahan, sahabat sejati tak pernah bersungguh-sungguh ingin
menyakiti sahabatnya. Aku ingin menunjukkan kepada sahabatku, TREAMNAT khususnya, bahwa kita
di ciptakan sebagai makhluk yang tak pernah sempurna dalam segala hal, kita di ciptakan dengan
begitu ragam watak dan kepribadian karena dengan itulah kita bisa belajar menghargai kelebihan
dan kekurangan sahabat kita dan menyayanginya secara sempurna.
Ingatlah saat kita terjatuh, terpuruk dan semua hal buruk yang menghamiri kita, sahabat selalu
setia disamping kita, memberi kita support, memberi kita tawa, dan kebanggaan terhadap diri
kita sendiri. Jadilah seorang sahabat yang bisa memahami perasaan orang lain, jadilah seorang
sahabat yang selalu siap menjadi 'good listener'.
Akhir ungkapanku, aku berharap kita tetap jadi sahabat, keep contact saat kita jauh nanti,
karena bagaimanapun juga tak kata mantan sahabat di dunia ini.
Wish all d'best 4 ue ... GBU ...